May day, every day, my day
Could've had a heart attack, my heart
We don't know anything, my heart
We all want something fair, my heartCold heart(7x)
Hey(5x)
Out of town, out of sight, is my heart
Queen of lies, today, my heart
One more on the phone, my heart
One more at the door of my heartMean heart
Lagu
ini menjadi salah satu lagu dari album In Utero yang menjadi favorit
saya. Nirvana mengemas lagu berdurasi 92 detik ini dengan balutan sound
gitar yang berat, ketukan drum yang konstan, dan jeritan parau bernada
kemarahan Kurt Cobain. Saya belum pernah mendengar Kurt semarah ini.
Sepintas kita akan dengan mudah menerka-nerka lagu yang mengguncang
adrenaline ini membawa aura kegelisahan Kurt yang selalu diidentikkan
dengan kecenderungan depresifnya. Walaupun dalam sebuah sesi wawancara
Kurt pernah berujar "It was a track for fun. We just called it tourette's for the screaming and pure energy we put into it,"
namun saya tidak lantas percaya begitu saja. Kurt yang saya kenal, yang
menulis hampir seluruh lirik lagu Nirvana, adalah seorang yang
filosofis. Sebagai penulis puisi, Kurt menyampaikan apa yang dirasakan
dalam kehidupannya kedalam sebuah lagu dalam susunan kata-kata yang
tersirat namun padat akan makna
Secara definisi tourette atau sindrom tourette merupakan penyakit yang menunjukkan adanya masalah dengan saraf seseorang. Seringkali keadaan ini disebut dengan distonia,
yaitu kelainan gerakan dimana kontraksi otot yang terus menerus
menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau menyebabkan sikap tubuh
yang abnormal. Sindrom ini dicirikan dengan aksi yang tidak disadari,
menyebabkan spontanitas terjadinya reflek gerakan atau munculnya
suara-suara pada si penderita tanpa diinginkan. Walau di ranah hiburan
komedi Indonesia hal ini bisa membawa berkah kepopuleran, pada umumnya
si penderita akan mendapat sanksi sosial berupa pengucilan dan
penolakan dari pergaulan. Lingkungan sosial yang berpegang pada
moralitas masyarakat, yang menjadi juri baik buruknya sebuah kondisi
yang terjadi, akan menilai penderita sindrom tourette sebagai sosok yang “aneh.” Saya teringat seorang teman masa sekolah dulu, yang kemungkinan menderita tourette
karena kerap kali latah, menjadi bahan olok-olok teman-teman yang lain.
Sebagai bahan refleksi, saya merekomendasikan kepada anda untuk
menyimak sebuah film berjudul Front Class, yang mengisahkan perjuangan
seorang pengidap sindrom ini dalam dua hal sekaligus, yaitu memahami
penolakan pergaulannya dalam masyarakat dan semangatnya dalam memerangi
ketidakpercayadiriannya akibat penyakit itu sendiri.
Lagu ini dibuka dengan kalimat “moderate rock.” atau terjemahan bebasnya, rock yang sekedarnya. Setelah intro gitar yang diikuti drum, Kurt melanjutkan dengan kalimat “may day, every day, my day.” Awalnya saya sempat terjebak dengan kata mayday dan may day. Dari beberapa kamus yang saya jadikan referensi, kata mayday bermakna tanda bahaya standar internasional yang digunakan dalam komunikasi radio yang berasal dari bahasa Perancis m'aidez
yang berarti "tolong aku.” Selama kita berpegang pada pendapat bahwa
Kurt adalah seorang yang depresif, maka makna ini pasti akan lansung
kita gunakan karena seolah Kurt membutuhkan pertolongan dengan berujar “Save Our Soul.” Kurt memainkan teka-teki dengan memberi spasi antara kata may dan day, yang dalam istilah beberapa kamus bermakna peringatan dan perayaan hari buruh internasional. Mari kita simak kembali liriknya, “may day, every day, my day.”
Dalam beberapa ide literasi yang pernah saya baca, kaum anarkis percaya
pada perlawanan personal hidup harian. Hal ini merupakan kritik
terhadap ide-ide revolusi kaum Leninis yang lebih menekankan estimasi
massa, “seberapa besar jumlah massa yang kalian punya,” dalam melakukan
sebuah insureksi. May day atau peringatan hari buruh melahirkan sebuah
ironi, tatkala kaum pekerja hanya merayakannya satu tahun sekali di
masa jeda itu, dan setelahnya kembali dalam penghisapan tiada akhir.
Mari simak baris kalimat ini; “we don’t know anything, my heart.” Bila
seorang anarkis yang menulis ini, kemungkinan bisa diartikan bahwa
ketidaktahuan yang disebabkan skenario pembodohan oleh strata teratas
dunia industri terhadap pekerjanya menyebabkan sebuah kebutaan yang
mendarah daging. “We all want something fair, my heart.” Menandakan
gejolak yang mulai dirasakan dalam kesenjangan klas itu sendiri, yang
oleh beberapa elemen kiri diaspirasikan melalui perayaan may day
tahunan.
Kurt mencoba menguatkan lirik dengan nada mengingatkan “hey, hey, hey.” Kalimat terakhir “one more at the door of my heart,” seolah menyiratkan masih adanya harapan yang bisa diraih dari sebuah mimpi dengan kemantapan hati “mean heart, cold heart.”
Saya
belum pernah mendengar Kurt Cobain ataupun personil lain dari Nirvana
yang pernah menyatakan diri mereka sebagai bagian dari kaum anarkis,
aktivis buruh, anggota parpol atau Lembaga Swadaya Masyarakat.,
walaupun pada faktanya mereka aktif memerangi isu homofobik, rasisme
dan fasisme. Entahlah, begitu banyak teka-teki yang mereka wariskan
yang memicu munculnya pendapat-pendapat sejenis tulisan ini yang
tentulah bisa saja melahirkan polemik di lingkar penggemar Nirvana
ataupun pengamat dunia musik. Siapapun bebas berpendapat seperti halnya
saya, Badaii Al-Fatan, orang yang mengklaim dirinya sebagai penggemar
Nirvana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar