Saya baru saja membaca ulang sebuah novel karya Sidney Sheldon yang
berjudul "Tell Me Your Dreams". Novel tersebut berkisah hampir sama
dengan kisah dalam film "Fight Club" yang diperankan oleh Edward Norton
dan Brad Pitt. Masih ingat film ini? Betul sekali. Film keren dan
cerdas ini mengangkat kisah dua kepribadian yang terangkum dalam satu
tubuh. Tokoh sekaligus narator tak bernama yang diperankan oleh Norton,
mengenal Tyler Durden sebagai seorang teman tanpa Ia sadari bahwa
Durden merupakan bagian dari dirinya. Dalam dunia nyata, hal yang
serupa dengan apa yang dialami tokoh dalam film di atas dinamai
gangguan kepribadian ganda atau multiple personality disorder, lalu demi alasan kenyamanan belakangan diberi nama gangguan identitas disosiatif atau dissociative identity disorder.
Diberi
nama "gangguan" karena memang pada umumnya para pengidapnya merasa
terganggu dengan adanya kepribadian lain atau alter ego yang merebut
kendali perilaku dalam dirinya. Dalam kasus film di atas, "pemilik asli
tubuh" tidak menyadari bahwa alter ego tersebut adalah bagian dari
dirinya, meskipun kepribadian yang lain menyadari hal itu. Dalam
kasus-kasus kepribadian ganda, tidak selamanya ego mengenal alter ego
sebagai teman khayalan, teman nyata atau orang-orang lain, tapi
terdapat banyak kasus yangmana si ego tidak menyadari bahwa dirinya
telah dikuasai oleh alter ego-alter ego itu.
Sangat
mungkin kepribadian ganda sudah ada sejak zaman manusia baru mengenal
peradaban. Disinyalir di masa itu para pengidapnya dikaitkan dengan
orang yang kerasukan roh-roh halus. Sayangnya tidak ada
pencatatan-pencatatan untuk membuktikan hal ini. Lalu di tahun 1815,
kasus serupa gangguan kepribadian ganda terdiagnosa pada Mary Reynolds
sebagai kasus pertama kali yang tercatat di Amerika. Tidak ada yang
berani menyimpulkan hal apa yang menimpa Mary Reynolds sampai pada
akhirnya kasus Sybil Isabel Dorset mencuat di tahun 1973.
Sybil
Isabel Dorset yang bernama asli Shirley Ardell Mason di diagnosa
mempunya banyak kepribadian. Bermula dari kegelisahannya terhadap
beberapa kejadian hariannya yang tidak Ia ingat sama sekali, maka Sybil
berinisiatif mengunjungi Dr. Cornelia B. Wilbur, seorang psikiater di
kotanya. Hasil diagnosa Wilbur, mengungkap bahwa Sybil memiliki enam
belas kepribadian yang berbeda watak, nama, usia dan jenis kelamin.
Masing-masing
alter ego saling berhubungan dan menjaga satu sama lain bahkan saling
berbagi peran dengan kemampuan yang berbeda-beda. Alter ego yang pandai
secara ekonomi akan berperan mengatur sistem keuangan Sybil, alter ego
yang pandai berkomunikasi akan ada ketika dirinya berhadapan dengan
orang-orang lain. Tiap-tiap alter memiliki karakter yang juga berbeda.
Seperti alter ego bernama Sid Vicious yang mewakili karakter dalam
dirinya yang bengal, atau karakter ibu kandung Sybil yang perannya
untuk menjaga kerukunan semua kepribadian yang ada. Dalam kasus-kasus
serupa, terdapat alter ego-alter ego yang berbeda ras, agama, jenis
kelamin, dan gaya bicara. Bagaimana mungkin belasan bahkan ratusan
kepribadian berkumpul dalam satu tubuh?
Analisis beberapa
ahli mentalis menyatakan bahwa pemicu utama kepribadian ganda ini
adalah trauma mental pada saat si pengidap berusia kanak-kanak. Usia
pra remaja merupakan masa yang sangat berpotensi untuk itu, mengingat
pada usia ini mental manusia cenderung rapuh. Sederhananya begini,
ketika seorang anak kecil mengalami kekerasan baik fisik ataupun
mental, menjadi "diri" orang lain adalah satu-satunya jalan untuk
berlindung dari kejaran traumatis. Ia akan memecah kepribadiannya dan
memilih pribadi atau lain termasuk menciptakan tokoh yang ideal.
Semakin sering kekerasan-kekerasan lain terjadi, semakin banyak koleksi
identitas ia miliki. Tentu saja akan ada alter ego yang bersifat baik
untuk mewakili rasa takut dan kesedihan, serta ada alter ego jahat yang
mewakili dendam dan rasa ingin berontak. Sebuah penghalang memori
kemudian dibangun antara anak itu dengan identitas baru yang telah
diciptakan. Dalam beberapa waktu ia akan melupakan peristiwa-peristiwa
menyakitkan yang pernah ia alami sekaligus melupakan pribadi yang
pernah ia ciptakan. Lalu adakalanya menjelang dewasa,
pengalaman-pengalama buruk di masa lalu itu terulang dalam memori yang
tidak terkunci rapat di otak si pengidap dan mengambil alih tubuh dalam
seketika, atau dalam bahasa kejiwaan diberi istilah switching.
Sumber
masalah berikutnya adalah ketika kepribadian utama tanpa sengaja lebih
mengasah dendam dalam alter ego yang bersifat jahat. Seperti yang
dialami oleh William Stanley Milligan atas Billy Milligan, yang didakwa
tidak bersalah atas kasus perkosaan yang terbukti "Ia" lakukan terhadap
tiga perempuan di Ohio, Amerika Serikat, karena berdasarkan penyidikan
ternyata Billy memiliki 24 kepribadian. Ia menjadi orang pertama yang
lolos dari jeratan hukum karena gangguan yang diidapnya.
Tidak
berbeda jauh dengan Billy Milligan yang mengalami kekerasan masa kecil
berupa pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya, semasa kecil
Sybil mengalami perlakuan kasar dan penyiksaan yang dilakukan oleh
ibunya sehingga mendorongnya menciptakan pribadi-pribadi yang
"diharapkan" oleh sang ibu.
Perdebatan terjadi antar para
mentalis pada saat itu yang meragukan hasil diagnosa Dr. Cornelia B.
Wilbur terhadap Sybil yang dianggap terlalu mengada-ada. Meski begitu
ada hal-hal yang tidak bisa disangkal oleh para ahli tersebut, yakni
dimana masing-masing kepribadian yang ada, memiliki keahlian
masing-masing yang justru tidak bisa dilakukan oleh si pribadi utama.
Semisal beberapa kepribadian Sybil yang pandai bermain piano, melukis
dan berbahasa asing, walau pada kenyataannya Ia sama sekali belum
pernah mempelajarinya. Ini pula yang pada akhirnya menjadi tiket
kebebasan bagi Billy Milligan dan "diri-dirinya" yang lain setelah
berhasil melewati serangkaian uji kebohongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar