Rabu, 01 Agustus 2012

DROP OUT


"It's all about fun and rockin the sick world!"--Deadeye

Tahun 2002 silam, sebuah semangat berhasil mempersatukan tiga pemuda penyuka rock 90-an dalam sebuah band yang lalu mereka namai Drop Out. Tiga pemuda itu -- Deddy aka Deadeye yang lebih memilih gitar dan mikrofon sebagai perannya, Daffy yang memegang kendali pada bas dan juga mikrofon, lalu Atok sebagai pemukul drum dan perkusi -- tidak memiliki alasan yang terlampau spesifik untuk membangun sebuah band selain mencari kesenangan-kesenangan dalam musik ber-genre grunge.

Formasi bertiga ini eksis hingga saat ini tanpa secuil pun perombakan meski ketiganya berasal dari kabupaten berbeda yang saling berjauhan di Sumatera Selatan. "Tidak ada tips khusus, untuk saya band itu layakya keluarga kecil kita, dimana suka duka ditanggung bersama, ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan, saling mendukung dan membimbing tapi tidak menggurui, dan menempatkan ego di urutan terakhir." tutur Deadeye perihal bagaimana mempertahankan usia sebuah band, bahkan ketika kendala-kendala datang dalam wujud waktu luang yang hilang dan kesibukan yang menjadi padat oleh urusan pekerjaan dan menafkahi keluarga.

Bermacam panggung menjadi sarana bagi Drop Out untuk menampilkan karya-karya mereka. Dari panggung lokal bahkan Nasional. Sejak festival beratmosfer spektakuler berisi manusia-manusia "normal" yang cuma manggut-manggut kecil mengikuti hentakan musik dengan wajah tolol, hingga audiens yang jumpalitan liar di panggung gigs punk. Kedekatan emosional scene grunge dan hardcore punk di Kota Palembang memungkinkan untuk itu, termasuk persoalan lokasi tongkrongan dan penggarapan  kompilasi bersama yang menjadikan Drop Out tidak membangun wacana dengan sesama scene grunge semata. Salah satunya bisa dilihat dari keterlibatan single "Sahabatku, Musuhku" dalam kompilasi di Kota Palembang, Take Control tahun 2006.

Berbagai band seluruh penjuru dunia menjadi rujukan bagi Drop Out untuk mendukung ide-idenya. Sebut saja, untuk di ranah lokal ada Cupumanik, Toilet Sounds, Freak, Klepto Opera, dan Navicula. Lalu dari negeri di luar sana ada Sheeter, Pearl Jam, Deftones, Nirvana, Silverchair, Chevelle, Staind, Puddle Of  Mudd, The Ataris, Poison Of The Well, Smashing Pumpkins, Bush, Weezer, Muse, Finch, Stone Temple Pilot, The Vines, Foo Fighter, Sonic Youth, GodSmack, 3 Doors Down, Story Of The Year, Tool, A Perfect Circle, Hole, dan banyak lagi. Drop Out tidak menampik bahwa Nirvana menjadi figur utama yang mempersatukan mereka bertiga dan menjadi panutan utamanya. Referensi dari sekian banyak band ini yang tidak membatasi Drop Out ketika akan menulis lirik, entah itu tentang perang, ketakutan, kebencian, bunuh diri, anti politik, kebahagiaan, persahabatan dan keluarga.

Lirik-lirik ini yang bisa kita temukan pada debut CD Album EP Rasa Sakit yang dirilis 2006 silam dan dalam CD album Fade In a Away yang rilis pada 2007 lampau. Lirik yang sama yang akan kita temukan dalam album Drop Out berikutnya yang sedang dalam proses perekaman yang dikelola secara mandiri, tentunya dengan tetap bersenang-bersenang dalam upaya menjadi sebuah band yang muda selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar