Rabu, 01 Agustus 2012

Suicide Reject Membuat Grunge Kembali Bernyawa


Selama ini bertebaran prasangka bahwa scene grunge di Sumatera Selatan telah jauh terkubur dalam lubang kematian. Dugaan itu ada benarnya mengingat lenyapnya aktivitas yang dahulu sempat diramaikan oleh tongkrongan berflanel dan jeans compang-camping yang bergerombol di event-event punk menanti giliran untuk mengisi stage. Dan sejujurnya, kita merindukan penampilan band-band ala Alice In Chain, Soundgarden, Sonic Youth, Nirvana dan sederet Seattle Sound lainnya ini. Bagaimana mungkin kita lupa cara mereka meraung dengan sayatan-sayatan melodius berbalut noisy effect, atau merintih dengan lirik-lirik segelisah Jim Morrison, bahkan mendekati kenihilan Nietzsche?

Dan rupanya SSgrungeunited Digital Record (SSDR) menyimpan kerinduan serupa dendam yang segera dibayar dengan menghunus Suicide Reject, yang mungkin cukup untuk menjadi negasi penusuk bagi prasangka-prasangka tak bertuan tentang grunge yang berupa kawanan orang-orang yang berbaring menunggu mati. Suicide Reject bukan sebuah misi agung penyelamatan grunge dari kematian, bahkan jauh dari pesona sesumbar murahan penarik simpati di lapangan laga pertarungan antar band-band populer. Suicide Reject hanya mencoba membangun kembali pondasi semangat yang nyaris menjadi puing.

SSDR merangkul dua belas band untuk terlibat dalam project kompilasi berformat digital ini. Sebagian merupakan materi-materi lama dari tiap band berstatus layak dengar namun kurang memuaskan, dan sebagian berupa rekaman terbaru berkualitas mendekati prima. Kedua belas band ini memiliki nama yang tidak asing di scene grunge Sumatera Selatan dan Kota Palembang pada khususnya. Sebutlah Soundfinger, Corridor Sick Heaven, Wyde, Noise!, Sunday Morning, Youth 77, Aqua Channel, Drop Out, Ballerina's Killer, D3pression, Uptight03, dan Nol Persen, yang menjadikan bulan kelima tahun ini sebagai tenggat untuk mengusik scene alternative rock di Tanah Sriwijaya.

Depresi adalah isu konyol dan basi yang terus merekat pada scene grunge di tengah modernitas dan teror globalisasi. Seperti namanya, Suicide Reject menolak konsep bunuh diri, baik yang dimaknai kematian daya kreasi atau binasanya tali pertemanan di ranah grunge Sumatera Selatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar