Rabu, 01 Agustus 2012

Resensi Zine Menggapai Utopia: Smells Like Youth Spirit

"Pencerahan tidak datang dengan sendirinya....Cari tahu!"

Sebagian dari kita mungkin tidak hidup di masa kepopuleran Nirvana. Terdiri dari Kurt Cobain yang berperan sebagai vokalis sekaligus gitaris, Krist Novoselic sebagai pemain bass, dan Drave Grohl pada perannya sebagai pemain drum. Nirvana membuat dunia terkesima dengan daya ledak luar biasa dari karya-karya sederhana yang dirasa mampu menghapus bosan generasi muda pada rotasi dunia musik yang itu-itu saja. Mencari informasi tentang Nirvana di saat dunia telah berada di puncak informasi seperti sekarang ini tidaklah rumit. Hanya saja merangkumnya berdasarkan beberapa sumber—yang beberapa diantaranya saling berkontradiksi—dalam kemasan yang menarik, bukan pula sebuah perkara gampang. Hal ini yang ingin dilakukan oleh Utopia—sebuah wacana infohouse yang coba merealisasikan mimpi-mimpinya melalui beberapa event benefit, termasuk dengan menjual zine ini yang dipaket dengan event bertajuk sama dengan nama zine-nya.

Zine setebal 140 halaman serta dicetak hitam putih ini, diisi oleh banyak kontributor dan dikemas dengan tata letak yang sederhana dan berkesan minimalis serta dipadan dengan gaya penulisan yang cukup personal. Ini tentu bukan barang baru di dunia media alternatif yang berkembang pesat di Indonesia dan Palembang pada khususnya belakangan ini. Berhubung saya seorang penyuka baca yang cukup teliti, maka kualitas estetik zine ini menarik minat saya. Walau tetap ada beberapa kekeliruan dalam tanda baca, tetap membuat saya terkagum untuk sebuah media informasi yang dilakukan swadaya secara kolektif. Beberapa hal yang coba saya maklumi adalah pemilihan kata-kata atau kalimat terjemahan yang sedikit rancu dengan versi Inggrisnya di beberapa artikel. Karena memang benar, hal yang cukup sulit adalah mencari padanan pengganti yang tepat untuk beberapa istilah dalam bahasa Inggris. Pada akhirnya, saya mendapat informasi lebih tentang Nirvana setelah membaca zine yang mencoba menembus paradigma kultur pop ini.

Informasi yang disuguhkan oleh zine ini dibagi dalam beberapa konten bernama unik. Konten Nistoria, berupaya mengurai Nirvana secara singkat dari formasi band hingga anggota-anggotanya. Artikel pertama berjudul “Smells Like Nirvana, merupakan kontribusi dari Farid Amriansyah, yang mengangkat cerita Nirvana sejak mula hingga nyawa band ini berakhir. Artikel berikutnya merupakan biografi singkat Kurt Cobain bersama Nirvana dengan judul “Don’t Expect Me to Die,” lalu “Si Jangkung yang Anti Perang,” mengisahkan secara singkat aktivitas Krist Novoselic saat bersama Nirvana, lalu “Si Anak Bawang yang Menggenggam Peledak,” kisah pendek perkenalan dan perpisahan Dave Grohl dengan Nirvana, yang ditulis oleh Didya Ada Belatiqita. Salah satu yang menjadi penguat konten ini adalah cover stories beberapa album dan video Nirvana. Kita akan melihat kejadian-kejadian dibalik pembuatan album-album tersebut yang acap terlewatkan. Merupakan sumbangan dari Ardyan M. Erlangga, Badaii Al-Fatan, Yudaa Mahardika, Aditya Pratama, dan Abdul Rohim Latada. Yang tak terlepas dari konten ini yaitu figur orang-orang yang pernah dekat dengan Nirvana.

Konten berikutnya, Distorsia, berupa info-info rilisan yang berkenaan dengan Nirvana, entah itu album studio mereka,  kompilasi, single, video dan juga literasi-literasi mengenai Nirvana.

Veminsiter, konten yang coba mengangkat beberapa perempuan yang bergeliat dalam scene, termasuk wawancara dengan Kasrinapuri Daniella, perempuan yang aktif di scene hard-core punk kota Palembang. Ada pula Lisa Orth, seorang desainer perempuan asal Seattle yang telah menggarap beberapa sampul album band. Ada juga Kathleen Hanna, penggagas dan aktivis Riot Grrrl, sebuah gerakan perempuan yang berakar di Olympia. Kemudian Tobi Vail, yang bersama Kathleen Hanna menjadi anggota band Bikini Kill, aktivis Riot Grrrl dan mantan kekasih Kurt Cobain yang menjadi inspirasi beberapa hits terkenal Nirvana, seperti Smells Like Teen Spirit.

Memorabelia, konten yang berupa catatan-catatan pengalaman personal beberapa individu dari berbagai macam latar belakang. Mereka mengisahkan pengalaman-pengalaman pahit dan manis perkenalannya dengan Nirvana. Ditulis oleh beberapa kontributor seperti Cheppy Aditya, Addy Gembel, Ridwan Aritomo, Cheppy Aditya, Josiah Hogan, Deddy Rizalno, Ariana Prestes, Kesit Agung Wijanarko, R.R Umam, Dewa Made Karang Mahardika, Angga Jauh dan Iam Akbarsyah.

Otopsi, berisi pendapat personal tentang kisah dibalik beberapa lirik Nirvana; Tourettes, In Bloom, Pennyroyal Tea, Polly, Rape Me, dan Territorial Pissings.

Humania, konten ini berisi artikel berjudul “Gelombang Besar Grunge”, berupa pandangan Yoyon Sukaryono terhadap perkembangan grunge Indonesia. Lalu ada konten Skandal Konsumer, memuat artikel berjudul “Smells Like Teen Sneakers: Kurt Cobain, Converse, dan Komodifikasi.” Artikel ini berdasarkan pengkomodifikasian yang menimpa Kurt Cobain pasca kematiannya. Halaman berikutnya merupakan artikel yang membahas tentang Charles Peterson, seorang fotografer yang mengikuti tour band-band asal Seattle termasuk Nirvana, dan foto hitam putih, yang ditulis oleh Abud Pahalmas

Kontroversi, konten ini berisi dua artikel, yang pertama berjudul “Smiley Face: Merajut Dunia Dalam Senyum dan Perseteruan,” memaparkan sejarah dan perkembangan smiley face beserta konflik-konflik yang terjadi sepanjang perjalanannya. Lalu yang kedua berjudul “Siapa Menanam Kontradiksi, Akan Menuai Kontroversi,” menyajikan kontroversi seputar kematian Kurt Cobain dari berbagai analisa yang saling berkontradiksi. Judul kedua turut menampilkan dua pendapat berbeda dari Jenggo Max Saputra dan Donny Martalia.

Ada dua interview dalam zine ini, yang pertama interview bersama Mitta seorang anggota dari Institut-A Jakarta, yang dilakukan oleh Yudhistira Wardhana, memberikan pengalaman dan kiat-kiat dalam pendirian sebuah info-house. Yang kedua berjudul “Dari Nevermind Menuju Nevergrind,” sebuah wawancara oleh Efesen dengan Riandy Kurniawan, artworker yang menggarap sampul album milik band Rajasinga.

Di konten Bikin Sendiri, ada sebuah tutorial pembuatan gambar smiley face kaos dengan metode stencil sablon, termasuk bonus gambar yang siap di-cutting. Disambung dengan komik karya Dedi, dan konten Prosagonis yang merupakan halaman prosa, lalu Kotak Aksara, teka-teki silang dengan pertanyaan-pertanyaan seputar isi zine dan Nirvana.

Diaritopia, konten berupa catatan event-event Menggapai Utopia yang telah terealisasi; Explossion Expression, Menggapai Utopia I, dan Smells Like Youth Spirit part I. Lalu berikutnya adalah konten Manifestart, sebuah ilustrasi dari artworker Efesen yang didedikasikan bagi album Nirvana, In Utero, beserta filosofi dari karya tersebut. Yang disambung dengan konten Galeria, berupa karya-karya ilustrasi, fotografi dan kolase, baik oleh Kurt Cobain, Frances Bean—Puteri Kurt Cobain, dan beberapa kontributor.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar