Polly wants a cracker
Think I should get off her first
Think she wants some water
To put out my blow torch
Isn't me... Have a seed
Let me clip... dirty wings
Let me take a ride... cut yourself
Want some help... please myself
I got some rope... Haven't told
Promise you... I have been true
Let me take a ride... cut yourself
Want some help... please Myself
Polly wants a cracker
Maybe she would like more food
asked me to untie her
A chase would be nice for a few
Polly said...
Polly says her back hurts
She's just as bored as me
She caught me off my guard
Amazes me, the will of instinct
Sebelumnya lagu ini lebih dulu berjudul "Hitchhiker",
lantas menjadi "Cracker", lalu berubah menjadi “Polly” pada tahun 1989.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa lagu ini berkisah berdasarkan kisah
nyata penculikan dan perkosaan pada seorang gadis (anonim) empat belas
tahun setelah menghadiri sebuah gigs punk di Tacoma, Washington pada
tahun 1987. Gadis itu berhasil mengelabui si pemerkosa dan melarikan
diri setelah sebelumnya sempat mengalami penyiksaan dengan obor, pisau
cukur dan cambuk. Kurt menulis lagu ini beberapa saat setelah mambaca
berita itu di surat kabar. Selain kenyataan diatas, pada tahun 1993
juga terjadi penculikan disertai perkosaan dan pembunuhan terhadap
Polly Klaas gadis dua belas tahun di California. Namun opini bahwa lagu
ini diadopsi dari penculikan terhadap Polly Klaas terbantahkan
mengingat jarak waktu penciptaan lagu Polly yang lebih dahulu sebelum
terjadinya kasus Polly Klaas. Dari beberapa rumor versi lirik ini,
kasus pertama yang terasa lebih mendekati kebenaran.
Seperti
kebanyakan lirik-lirik lagunya, Kurt menggunakan sudut pandang orang
pertama. Dan di lagu ini Kurt menambahkan orang ketiga yang sebut saja
namanya Polly. Awalnya saya berpendapat bahwa di lagu ini Kurt
berposisi sebagai orang yang berada diluar peristiwa antara pelaku dan
Polly. Tapi ketika menyimak lebih jauh lirik ini, hal itu justru
terbalik. Keseluruhan isi lagu ini terbangun semacam dialog antara
pelaku dengan Polly di detik-detik pelolosan dirinya, dan monolog
pengakuan pelaku kepada para pendengar saat-saat menjelang upaya
pelarian diri tersebut. Entah apa yang dirasakan Kurt pasca membaca
berita perkosaan kejam yang disertai penganiayaan tersebut, tapi disini
ia menulis “Polly wants a cracker, Think I should get off her first, Think she wants some water, To put out my blow torch.”
Orang pertama--yang disini cara Kurt menerjemahkan naluri kecurigaan si
pelaku ketika Polly menyatakan membutuhkan sesuatu untuk keluar dari
ruang yang mengurung dirinya. Pelaku, yang menganiaya korban—salah
satunya dengan obor, mencium gelagat tipu daya yang akan digunakan
Polly untuk dapat lolos darinya, termasuk di bait “Polly wants a cracker, maybe she would like more food, asked me to untie her, a chase would be nice for a few”.
Di
bagian refrain Polly berusaha meyakinkan dengan membangun persepsi pada
pemikiran si pelaku bahwa seberdaya apa dirinya untuk bisa selamat:“Isn't
me... Have a seed, Let me clip... dirty wings, Let me take a ride...
cut yourself, Want some help... please myself, I got some rope...
Haven't told, Promise you... I have been true, Let me take a ride...
cut yourself, Want some help... please Myself.” Perkosaan
bisa bermakna luas. Sepanjang karirnya, Nirvana berada dalam belenggu
industri musik. Walaupun seringkali berkomentar dalam siratan-siratan,
terlihat jelas bahwa mereka mengalami tekanan didalamnya. Eksploitasi
yang dilakukan oleh label besar bisa digambarkan sebagai bentuk
perkosaan ide-ide. Kita bisa melihat campur tangan label besar dalam
menentukan kelayakan aransemen musikal dan sensoritas terhadap lirik
yang akan disampaikan oleh sebuah band termasuk Nirvana yang telah
terlibat kontrak didalamnya. Tidak seperti The Sex Pistols yang
mengkritik secara agresif dan frontal langsung label EMI melalui
lagunya, Nirvana lebih memilih kemasan bahasa yang rumit dalam
menyampaikan protesnya. Namun begitu, lagu ini merupakan anti rape song, salah
satu isu yang menjadi fokus perjalanan panjang Nirvana, termasuk konser
mereka bersama Hell Smells, Kill Sybil, Tad, Voodoo Gear shift, di
panggung benefit yang diadakan oleh Home Alive—sebuah sekolah
pertahanan diri bagi kaum perempuan, atas reaksi terhadap kasus
perkosaan dan pembunuhan terhadap Mia Katherine Zapata personil band
punk The Gits.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar