Rabu, 01 Agustus 2012

Polly: Sebuah Dedikasi Bagi Para Korban Kekerasan Seksual





 Polly wants a cracker
Think I should get off her first
Think she wants some water
To put out my blow torch
Isn't me... Have a seed
Let me clip... dirty wings
Let me take a ride... cut yourself
Want some help... please myself
I got some rope... Haven't told
Promise you... I have been true
Let me take a ride... cut yourself
Want some help... please Myself
Polly wants a cracker
Maybe she would like more food
asked me to untie her
A chase would be nice for a few
Polly said...
Polly says her back hurts
She's just as bored as me
She caught me off my guard
Amazes me, the will of instinct


Sebelumnya lagu ini lebih dulu berjudul "Hitchhiker", lantas menjadi "Cracker", lalu berubah menjadi “Polly” pada tahun 1989. Beberapa pendapat mengatakan bahwa lagu ini berkisah berdasarkan kisah nyata penculikan dan perkosaan pada seorang gadis (anonim) empat belas tahun setelah menghadiri sebuah gigs punk di Tacoma, Washington pada tahun 1987. Gadis itu berhasil mengelabui si pemerkosa dan melarikan diri setelah sebelumnya sempat mengalami penyiksaan dengan obor, pisau cukur dan cambuk. Kurt menulis lagu ini beberapa saat setelah mambaca berita itu di surat kabar. Selain kenyataan diatas, pada tahun 1993 juga terjadi penculikan disertai perkosaan dan pembunuhan terhadap Polly Klaas gadis dua belas tahun di California. Namun opini bahwa lagu ini diadopsi dari penculikan terhadap Polly Klaas terbantahkan mengingat jarak waktu penciptaan lagu Polly yang lebih dahulu sebelum terjadinya kasus Polly Klaas. Dari beberapa rumor versi lirik ini, kasus pertama yang terasa lebih mendekati kebenaran.

Seperti kebanyakan lirik-lirik lagunya, Kurt menggunakan sudut pandang orang pertama. Dan di lagu ini Kurt menambahkan orang ketiga yang sebut saja namanya Polly. Awalnya saya  berpendapat bahwa di lagu ini Kurt berposisi sebagai orang yang berada diluar peristiwa antara pelaku dan Polly. Tapi ketika menyimak lebih jauh lirik ini, hal itu justru terbalik. Keseluruhan isi lagu ini terbangun semacam dialog antara pelaku dengan Polly di detik-detik pelolosan dirinya, dan monolog pengakuan pelaku kepada para pendengar saat-saat menjelang upaya pelarian diri tersebut. Entah apa yang dirasakan Kurt pasca membaca berita perkosaan kejam yang disertai penganiayaan tersebut, tapi disini ia menulis “Polly wants a cracker, Think I should get off her first, Think she wants some water, To put out my blow torch.”  Orang pertama--yang disini cara Kurt menerjemahkan naluri kecurigaan si pelaku ketika Polly menyatakan membutuhkan sesuatu untuk keluar dari ruang yang mengurung dirinya. Pelaku, yang menganiaya korban—salah satunya dengan obor, mencium gelagat tipu daya yang akan digunakan Polly untuk dapat lolos darinya, termasuk di bait “Polly wants a cracker, maybe she would like more food, asked me to untie her, a chase would be nice for a few”.

Di bagian refrain Polly berusaha meyakinkan dengan membangun persepsi pada pemikiran si pelaku bahwa seberdaya apa dirinya untuk bisa selamat:“Isn't me... Have a seed, Let me clip... dirty wings, Let me take a ride... cut yourself, Want some help... please myself, I got some rope... Haven't told, Promise you... I have been true, Let me take a ride... cut yourself, Want some help... please Myself.” Perkosaan bisa bermakna luas. Sepanjang karirnya, Nirvana berada dalam belenggu industri musik. Walaupun seringkali berkomentar dalam siratan-siratan, terlihat jelas bahwa mereka mengalami tekanan didalamnya. Eksploitasi yang dilakukan oleh label besar bisa digambarkan sebagai bentuk perkosaan ide-ide. Kita bisa melihat campur tangan label besar dalam menentukan kelayakan aransemen musikal dan sensoritas  terhadap lirik yang akan disampaikan oleh sebuah band termasuk Nirvana yang telah terlibat kontrak didalamnya. Tidak seperti The Sex Pistols yang mengkritik secara agresif dan frontal langsung label EMI melalui lagunya, Nirvana lebih memilih kemasan bahasa yang rumit dalam menyampaikan protesnya. Namun begitu, lagu ini merupakan anti rape song, salah satu isu yang menjadi fokus perjalanan panjang Nirvana, termasuk konser mereka bersama Hell Smells, Kill Sybil, Tad, Voodoo Gear shift, di panggung benefit yang diadakan oleh Home Alive—sebuah sekolah pertahanan diri bagi kaum perempuan, atas reaksi terhadap kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap Mia Katherine Zapata personil band punk The Gits.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar