Rabu, 01 Agustus 2012

Mengintip Sisi Gelap di Balik Meja Riasmu


"No matter what a woman looks like, if she's confident, she's sexy."—Paris Hilton




Entah bagi penyuka televisi ataupun bukan, penggemar media arus utama ataupun bukan, yang menjadi corong pemasaran produk-produk termasuk kosmetika, Grup L’oreal merupakan salah satu korporasi dunia kecantikan yang dikenal hampir oleh berbagai kalangan. Remaja, ibu rumah tangga, guru, buruh, baby sitter, perempuan dan laki-laki, setidaknya pernah mendengar nama besar brand dari perusahaan kosmetika terbesar di dunia ini semisal Ralph Laurent, Garnier, dan Giorgio Armani. Lalu di jaman arus informasi yang begitu derasnya seperti saat ini, kenapa ia menjadi begitu menarik untuk dibicarakan?

                                ***                                                                   



Suatu hari di tahun 1907, seorang ilmuwan sekaligus pengusaha muda Paris bernama Eugène Schueller, mengubah apartemen kecilnya di kota Paris menjadi sebuah laboratorium merangkap galeri. Melalui serangkaian percobaan, ia berhasil mencipta sebuah formula pewarna rambut yang ia namai Auréale, lalu memproduksinya untuk dijual kepada para penata rambut di kota Paris. Hanya butuh dua tahun hingga akhirnya ia membuat sebuah perusahaan cikal bakal L’oreal, bernama Société Française de Teintures Inoffensives pour Cheveux. Di awal abad keduapuluh ini, Eugène Schueller memberikan donasi dan menjadikan kantor besarnya sebagai tempat pertemuan kepada sebuah grup fasis Perancis, La Cagoule, dan merekrut beberapa anggota intinya untuk menjabat di posisi penting perusahaannya, seperti yang tertuang dalam buku sejarawan dan politisi Israel, Michael Bar-Zohar, berjudul “Bitter Scent: The Case of L'Oreal, Nazis, and the Arab Boycott”. Pasca berakhirnya perang dunia pertama, keebruntungan serasa menjadi bagian yang tak terlepaskan bagi Schueller. Masa itu adalah masa popular bagi musik-musik jazz, yang juga melahirkan tren perempuan berambut hitam dan pendek, yang sangat membantu penjualan produk pewarna rambut bikinan perusahaan Eugène Schueller. Sikap para perempuan ini yang menolak terlihat tua membawa berkah bagi Schueller.

Kegigihan Eugène Schueller ia buktikan dengan mengambil alih perusahaan Savons Français, dengan berharap menguasai pasar Savons Français yang telah terbentuk.  Siang dan malam Ia memikirkan strategi dagang terbaru, dan merasa bahwa inovasi saja tidaklah cukup dalam upaya meningkatkan volume penjualan. Ia melihat bahwa kampanye produknya melalui iklan sangat diperlukan peranannya. Untuk itu ia membidik beberapa bintang perfilman Hollywood sebagai poros untuk menciptakan tren warna rambut. Tidak sampai disitu. Schueller membuat majalah produk-produk L'oreal dan sebuah papan iklan raksasa di kota paris, lalu menjadikan perusahaannya sebagai yang pertama memakai metode iklan dengan jingle di stasiun-stasiun radio. Ia percaya bahwa ada dua metode iklan yang efektif, pertama rancangan untuk meningkatkan minat akan produknya, dan kedua adalah rancangan untuk memaksimalkan penjualan. Pada 4 April 1939, Société Française de Teintures Inoffensives pour Cheveux resmi berganti nama menjadi L’oreal. Kelahiran bintang-bintang baru dunia sekelas Marylin Monroe dan Brigitte Bardot yang menjadi ikon mode berambut pirang berdampak pula pada ledakan penjualan L'oreal.

Dengan motto “Menangkap peluang baru,” awal tahun 1957 L’oreal melakukan ekspansi secara internasional dengan beragam produk melingkup sabun, shampo, krim perawatan kulit, pembersih wajah, parfum dan varian pewarna rambut, di tahun yang nyaris bersamaan dengan hembusan napas terakhir Schueller.  Demi perluasan ekspansi terutama di pasar Asia, tahun 1974, Madame Liliane Bettencourt, putri tunggal Schueller yang juga salah satu perempuan terkaya di dunia, membangun sebuah kesepakatan dagang dengan Nestlé, sebuah perusahaan raksasa asal Swiss yang bergerak di bidang makanan dan minuman, yang menguasai sepertiga saham di L’oreal dan kelak mempererat cengkeramannya untuk mengambil alih L'oreal. Dan saya tidak begitu tertarik untuk mengulas bagaimana pertarungan dua raksasa ini, karena bagaimanapun, sejak awal mereka memposisikan diri dalam dalam rantai makanan dunia kompetisi.

Beberapa dekade telah berjalan sejak awal kelahirannya dan hingga kini, L'oreal telah menanamkan sahamnya ke puluhan perusahaan dagang di beberapa negara. Ia menjadi perusahaan kosmetika terbesar yang memiliki pangsa pasar produk perawatan tubuh terbesar pula di dunia, mengungguli Unilever yang menjadi seteru utamanya. Selain tersebar di lima benua, memiliki kantor cabang di 74 negara dan tersebar di 130 negara dengan lebih dari tiga ribu cabang, L’oreal diasumsikan menjual produknya sebanyak 130 unit per detik di seluruh penjuru dunia atau lebih dari satu miliar pertahun.

L'Oreal telah menetapkan Israel sebagai pusat perdagangan di Timur Tengah dan telah meningkatkan investasi dan kegiatan manufaktur mulai dari jalur produksi baru yang didirikan di Migdal Haemek, untuk penelitian bersama dan proyek-proyek pembangunan dengan afiliasi Israel, serta kampanye pendidikan dan pelayanan publik. L'oreal memiliki beberapa kepentingan politis. Selain memikirkan jalur pemasaran, juga berupaya menggapai Laut mati untuk menggunakan mineral yang terkandung didalamnya untuk produk Natural Sea Beauty yang diekspor ke 22 negara. Sementara faktanya, seluruh sumber daya di jalur ini dikuasai oleh Israel dengan kekuatan militernya. Tentu hubungan mereka sangat mutualistik. L'oreal mendapat pasar, Israel mendapat sokongan dana. Untuk itu kongres Yahudi di Amerika Serikat menyebut bahwa L'oreal merupakan sahabat karib bagi Israel, meski pada tahun 1998 Amerika Serikat menjatuhkan denda kepada L'oreal atas tuduhan oleh negara-negara Arab karena mendukung aksi apartheid pasukan Israel kepada bangsa Palestina. Namun begitu, di tahun yang sama,  Pascal Castres Mr St Martin eksekutif di grup L'Oreal, menerima Jubilee Award oleh Perdana Menteri Israel Netanyahu. Ini adalah penghargaan tertinggi yang pernah diberikan oleh "Negara Israel" kepada orang-orang dan organisasi, bahwa melalui investasi mereka dan hubungan perdagangan, telah melakukan upaya besar untuk memperkuat ekonomi Israel.

L'oreal telah sejak lama menghadapi protes oleh para environmentalis karena menggunakan hewan-hewan sebagai bahan uji coba di laboratorium-laboratorium yang mereka miliki. Mereka meneliti reaksi alergi yang dimungkinkan dalam produk yang akan mereka pasarkan kepada hewan-hewan yang dinilai memiliki sensitifisme sama halnya dengan kulit manusia. Terutama kelinci, yangmana mata mereka menjadi bahan praktek bagi kepekaan selaput lendir manusia terhadap produk-produk kecantikan. Setidaknya, tahun 2010 diasumsikan sebanyak 2,5 juta hewan menjadi objek penelitian produk kosmetika yang dirajai oleh L'oreal. Untuk menghindari beberapa negara yang menerapkan sistem larangan pengujian terhadap hewan, L'oreal memilih negara-negara yang memperbolehkannya semisal Jepang dan Amerika, walaupun produk-produk mereka ternyata tetap bebas beredar di negara-negara yang melarang pengujian terhadap hewan-hewan tersebut. Protes aktivis lingkungan hidup ini juga berkaitan dengan produk-produk L'oreal yang berbahan baku minyak kelapa sawit. Seperti yang kita tahu, bahwa industri perkebunan kelapa sawit membawa petaka bagi ekosistem hutan serta konflik agraria terutama konflik lahan sebagai dampak kapitalisasi perkebunan. Konversi dari tanaman pangan ke tanaman kelapa sawit terang saja menurunkan produksi pangan secara signifikan. Dan tidak sampai disitu, hilangnya hutan hujan sebagai akibat perluasan perkebunan kelapa sawit menimbulkan bencana ekologis. Bayangkan, dengan luas lebih dari tujuh juta hektar perkebunan kelapa sawit di Indonesia, menjadi seberbahaya apa bencana alam yang mengancam beserta konflik-konflik turunannya, termasuk pencaplokan lahan pertanian masyarakat oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Kelak, kau akan mendapati make-up diwajahmu tak lebih dari keringat buruh harian lepas perempuan perkebunan kelapa sawit yang berupah kisaran 30.000 rupiah per hari, yang bahkan tidaklah mampu membeli produk-produk kecantikan itu sendiri, yang untuk L'oreal White Perfect saja dibandrol seharga 100.000 rupiah. Dan memang seperti jargon yang dikumandangkan L'oreal, "Karena anda begitu berharga."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar