Selasa, 31 Juli 2012
Diujung Rokokku Ia Terbakar Arah
Kau seringkali ingat tentang kelupaan.
Kau barangkali selalu ingin lupa pada ingatan.
Lalu terbata-bata kau ceritakan padaku riwayat seekor burung hantu
yang hidup di temaram langit goa dan berkelana menyambangi
malam-malam kota yang bingung.
Terbang dengan tenang, mencari makan sedapatnya, mencakar gerhana yang membayang-bayangi manusia dengan keraguan pada keyakinannya sendiri dan ketakutan pada keyakinan-keyakinan diluar kaumnya.
Kemudian kau kisahkan manakala kau awali setiap hari baru dengan keberanian
yang mulai lapuk.
Kegugupan itu kau namai nyali, yang terus memburumu seperti jam tayang sinetron.
Dan para raksasa yang tidak pernah tidur itu mulai turun gunung mencari kenyang.
Mereka tangkapi teman-teman dan keluargamu dengan jerat kebahagiaan, perangkap kenyamanan, racun kesetaraan.
Apa dayamu?
Kau seringkali ingat pada kelupaan.
Kau seringkali ingin lupa pada ingatan.
Dengan pisau bermata dua, tidak pernah ada perang yang berimbang.
Walaupun yang seringkali kalah itu adalah kau…mungkin juga aku.
Dunia berubah.
Palembang 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar