Selasa, 31 Juli 2012

Burung dan Api




















Selain ragu pada keraguannya, burung-burung itu masih mengira hujan akan turun
di langit yang hitam oleh asap dari ban bekas yang terbakar.
Baunya angit. Sangat jauh dari bau basah yang terbawa angin.
Tapi burung-burung itu paham betul bahwa, hijau itu bukan taman mereka,
dan hitam itu bukan mendung miliknya.
Burung-burung itu lantas menggerutu. Sangat panjang.
Lebih panjang dari ceritamu yang bertele-tele
tentang bagaimana cara melempar api ke dalam laut yang tenang.
Menjadikan ombaknya bergolak tak bertuhan.

Ketika tiba pukul empat pagi, tanpa secuil bekal,
burung-burung  lantas mengudap televisi dan mobil-mobil yang terbakar.
Lalu, terbang menjelajah batas-batas yang membuat mereka sempat ragu,
berharap sayapnya diterjemah oleh tebaran batu.
Setelah sempat berpikir, mereka hinggap di antara langit, tidur dan kematian.
Lupa dimana batas ketiganya.
Betul-betul lupa.


Pasca Aksi Penolakan Kenaikan Harga BBM,  
Kambang Iwak Kecik, Palembang, 30 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar