Tahukah kau anakku,
kenapa kau kupanggil Bilal?
Sekira dua tiga jam ibumu bergumul meredam ngilu di pinggul dan kitaran puncak perutnya.
Menunjukkan bahwa ia pejuang yang begitu kuat.
Lalu di tangan dua bidan tangismu menjegar.
Kulitmu merah. Wajahmu bulat. Rambutmu kelam.
Tangan kecilmu menggapai-gapai.
Tahukah kau anakku,
kenapa kau kupanggil Bilal?
Ini adalah kali pertama adzanku.
Seumur hidup.
Hal yang tidak kulakukan ketika kelahiran kakakmu tiga tahun silam.
Tahukah kau anakku,
kenapa kau kupanggil Bilal?
Karena kau akan merasakan sarat yang sama pada dadamu
saat kelahiran anakmu kelak, oleh riak yang sulit kunamai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar