Rabu, 01 Agustus 2012

From the Muddy Banks of The Wishkah: Perang yang Baru Saja Bermula


Tidak saya temukan kejutan istimewa dari materi-materi dalam album proyek laba berdurasi 53 menit 55 detik yang keseluruhnya ditulis oleh Kurt Cobain ini. Lagu-lagu yang tersuguh mewakili album-album mereka terdahulu. Minim variasi tempo dan lirik yang stagnan, menghilangkan greget dari serangkaian live yang terkesan tak membutuhkan pengakuan lebih ini, seperti yang diketahui oleh segenap khalayak pecintanya: tentulah bukan Nirvana bila tidak bereksperimen dengan solo feedback dan noisy effect. Satu-satunya yang menyelamatkannya adalah kejujuran yang melekat kuat pada Nirvana selama konsernya, tanpa mempedulikan bahwa pada akhirnya konser mereka akan dirangkum lalu menuai kritik dan pujian.

Menjual kembali band yang sudah mati tentulah bukan perkara gampang, bahkan mereka yang berukuran besar seperti Nirvana. Besar yang merujuk pada angka penggemar yang tak menyusut jumlahnya meski beberapa diantaranya tidak hidup di masa keemasan Nirvana. Meski berhadapan dengan perseteruannya dengan Courtney Love, janda si mendiang tentang bagi membagi royalti, Krist Novoselic dan Dave Grohl mesti menyeleksi ketat tujuh belas lagu, termasuk intro dan satu bonus track non rilis yang layak masuk. Dari Amsterdam hingga Roma, dari Bleach hingga In Utero. Maka perlu kutambahkan, bahwa From The Muddy Banks of The Wishkah merupakan bentuk pengulangan atas rasa kehilangan besar pada duka yang tak ada habisnya kepada sang legendaris, Kurt Cobain.

Album ini dibuka dengan kebisingan pra-pertunjukan dan percakapan kecil Kurt dan Krist Novoselic yang lebih mirip bisikan-bisikan, lalu disusul lengkingan euforia panjang suara Kurt yang mengiris rasa kehilangan bagi siapapun yang pernah mencintainya. Mengingatkan kita pada kebisingan destruktif yang penuh dinamika emosional dan memancarkan semangat hidup Nirvana. Dimulai dengan intronasi penghancuran moralitas musikal tentang bagaimana kaidah etika harmonisasi sebuah lagu yang baik, lalu diakhiri dengan kekacauan dan penghancuran properti konser, album ini merekam perjalanan Nirvana dalam melampiaskan kekesalan dengan kemarahan panjang yang kosong dan tak bermuara. Inikah yang dimaksud dengan pertarungan melawan seni? Tentulah tidak serta merta menghancurkan institusi seni dan lambang-lambang kebesarannya, tapi lebih pada penghancuran identitasnya sendiri. Dan itu semua dimulai dengan kegeraman individual.yang tampak remeh dan tidak penting, namun menyimpan bom waktu didalamnya. Karena memang benar filosofi usang yang mengatakan bahwa sebuah insureksi bermula dari sebuah kemarahan, senihil apapun itu.

From The Muddy Banks of The Wishkah merupakan salah satu rekam jejak penampilan live yang dianggap terbaik dari Nirvana selain album live MTV Unplugged In New York dan The Reading Festival, yang dihimpun sejak 1989 hingga 1994, dan mulanya berencana merilisnya berdampingan dengan album MTV Unplugged In New York dengan menamainya Verse Chorus Verse. Dengan alasan sentimentil karena waktu rilisnya yang terlalu dini berdekatan dengan kematian Kurt Cobain, maka niat ini diurungkan. Sejak dirilis 1 Oktober 1996 dalam bentuk CD dan kaset dibawah label David Geffen Corporation dan diproduseri oleh Shauna O’ Brien dan Diane Stata, Ide penamaan album yang menjadi The Muddy Banks Of The Wishkah konon berangkat dari pengalaman Kurt Cobain yang pernah tinggal dikolong jembatan Wishkah River di Aberdeen selama masa pelarian dari rumah ibunya selepas putus sekolah. Charles Peterson, si penguntit konser band-band Seattle merekam visual pertunjukan-pertunjukan Nirvana dengan kamera foto termasuk karyanya yang dipakai sebagai cover belakang album The Muddy Banks Of The Wishkah. Dan karya Charles tidaklah sendiri, ia bersanding dangan foto-foto olahan fotografer musik Lisa Johnson dan Kevin Mazur.

Meski versi live ini sebelumnya beredar dalam bentuk CD yang beberapa diantaranya cukup mengecewakan yang disebabkan beberapa track rekaman konser pada CD live tersebut terpotong bahkan ada yang tidak disertakan. Seperti CD bertitel “Love Buzz” dibawah label Round Records, “Porch Song” dibawah label Bugsy Records, “Nirvana-Amsterdam 1991” dibawah label Stentor, atau “Europan Tour 1991” dibawah label Prime Cuts, Recording Industry Association of America menganugerahi sertifikasi platinum pada album yang, pada Januari 1997 berhasil terjual hingga 1,2 juta kopi di seantero Amerika saja. Nirvana terbukti masih bergigi tajam dalam industri musik. Kesuksesan The Muddy Banks Of The Wishkah menambah satu lagi senyum kemenangan yang diraih oleh David Geffen dari pertaruhan mengerikan: menjual kematian sebuah band yang semasa hidupnya tertatih-tatih melawan tuannya sendiri. David Geffen dan kumpulan rahwana di luar sana tentu lupa, bahwa ini bukan pertempuran yang menentukan siapa pemenang dan siapa yang menjadi pecundang. Lebih dari itu, ini adalah perang yang baru saja bermula!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar