Mungkin hidup adalah toples, dan setiap jengkal tanah adalah pagar.
Udara hanya bersisa napas bagi televisi, belanja, dan etalase bercadar.
Setiap ruang terpasang kekang tanpa warna-warni latar.
Dan disitulah kau isi kejayaan letakkan kami pada altar.
Kau bangun kota moralis homogen berpalang.
Merebutnya dari para pesawah dan peladang.
Dengan semantik etika kalian berdiri dimuka menyambang,
menjadi juru selamat bagi pemiskinan global yang kalian rancang.
Kau siapkan barisan manekin bersenjata untuk menabur luka,
mendisiplin semua yang teradiksi mesin dan gir berkalang.
Maka kau siapkan noda, dosa dan jeruji bagi kami para penabur bara,
ketika secara kasat gerbang terdepanmu kami bikin tumbang.
Catatan
Di balik kran kepalsuan moral sebuah kepemimpinan yang mengucurkan air demi kesuburan hutan larangan bernama kota.